Status Gunung Berapi Semeru Naik Level IV Jadi Awas, BNPB: Awan Panas 19 Kilometer

KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Gunung Berapi Semeru terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik.

![ilustrasi](https://foto.kontan.co.id/anjd2VKhTQ1wijNk9G7In3o_HHE=/smart/2022/12/04/1386923681p.jpg "gunung berapi semeru")

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB menyebut peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Berapi Semeru terlihat dari luncuran Awan Panas Guguran (APG) dan indikator yang lain pada haru ini, Minggu (4/12).

Sebagaimana yang dilaporkan sebelumnya, sumber awan panas Gunung Berapi Semeru berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava, yang berada sekitar 800 meter dari puncak (Kawah Jonggring Seloko).

Awan panas guguran Gunung Berapi Semeru tersebut berlangsung menerus dan hingga pukul 06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 km dari puncak ke arah Besuk Kobokan.

Baca Juga: Gunung Berapi Semeru Meletus, Status Waspada Naik Awas! Ini Wilayah yang Dihindari

Berdasarkan catatan aktivitas kegempaan pada tanggal 4 Desember 2022 pukul 00.00 - 06.00 WIB terekam 8 kali Gempa Letusan, 1 Gempa Awan Panas Guguran di Gunung Berapi Semeru yang masih berlangsung hingga pukul 06.00 WIB.

Hal ini menunjukkan aktivitas erupsi dan awan panas guguran di Gunung Berapi Semeru masih sangat tinggi. Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Berapi Semeru.

Dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik tersebut, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Berapi Semeru dari ‘Siaga’ menjadi ‘Awas’ atau dari Level III menjadi Level IV, terhitung per pukul 12.00 WIB hari ini.

Sehubungan dengan adanya peningkatan status tersebut, maka PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Baca Juga: Gunung Berapi Semeru Meletus, PVMBG Peringkatkan Bahaya Lahar Dingin Saat Hujan Turun

Di luar jarak tersebut, masyarakat sekitar Gunung Berapi Semeru diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Lebih lanjut, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Di samping itu, masyarakat diharapkan agar selalu mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Adapun masyarakat juga diimbau untuk tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan mengenai aktivitas Gunung Api Semeru, dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya.

Baca Juga: Indonesia's Semeru Volcano Erupts, People Warned to Stay Away

Luncuran APG Sejauh 19 Kilometer

Sementara itu, dari hasil pemantauan di lapangan oleh tim PVMBG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, luncuran APG dari Gunung Berapi Semeru sudah mencapai 19 kilometer bahkan telah melewati Jembatan Gladak Perak.

"Sudah sampai Gladak Perak," jelas Joko Sambang, Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Lumajang.

Abu vulkanik Gunung Berapi Semeru juga dilaporkan membumbung tinggi berwarna abu dan hitam pekat. Jarak pandang sangat terbatas karena abu sudah mulai turun ditambah turun hujan di sekitar lokasi.

"Situasi saat ini di Kajar Kuning hujan deras dan abu pekat," kata Joko.

BPBD Kabupaten Lumajang merinci ada sebanyak 93 warga dievakuasi ke pengungsian yang berlokasi di Balai Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Guguran Awan Panas Mencapai 7 Km

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan terus berkoordinasi dengan Badan Geologi, PVMBG, BPBD Kabupaten Lumajang, TNI, Polri dan instansi terkait dalam pengembangan data dan informasi terkait erupsi Gunungapi Semeru.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali mengeluarkan update perkembangan kondisi terkini di gunung berapi Semeru.

Sebelumnya PVMBG mengeluarkan peringatan agar masyarakat menjauhi gunung berapi Semeru lantaran gunung berapi semeru mulai menyemburkan awan panas dan lava pijar.

Perkembangan terakhir aktivitas gunung berapi Semeru hingga 4 Desember 2022 pukul 06.00 WIB menurut pemantauan PVMBG.

Pertama telah terjadi erupsi gunung berapi Semeru yang disertai Awan Panas Guguran (APG) pada hari Minggu 4 Desember 2022 pukul 02.46 WIB dengan tinggi kolom erupsi mencapai 1.500 meter di atas puncak.

Sumber awan panas gunung berapi Semeru berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava, yang berada sekitar 800 meter dari puncak Kawah Jonggring Seloko.

Awan panas guguran gunung berapi Semeru tersebut berlangsung menerus dan hingga pukul 06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 km dari puncak ke arah Besuk Kobokan.

Baca Juga: Abipraya Bangun Kembali Jalan Nasional Lumajang Pasca Erupsi Semeru

Kedua, aktivitas kegempaan pada tanggal 4 Desember 2022 pukul 00.00 – 06.00 WIB terekam 8 kali Gempa Letusan, 1 Gempa Awan Panas Guguran gunung berapi Semeru yang masih berlangsung hingga pukul 06.00 WIB.

Hal ini menunjukkan aktivitas erupsi dan awan panas guguran di gunung berapi Semeru masih sangat tinggi.

Selain berpotensi terjadi awan panas gunung berapi Semeru, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru.

Ketiga berdasarkan pemantauan PVMBG deformasi masih menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan yang menunjukkan masih terjadinya proses suplai magma ke dalam kantong magma maupun ke permukaan gunung berapi Semeru.

Sementara berdasarkan pemantauan area panas (hotspot) menunjukkan peningkatan adanya anomali thermal menjadi 15 Mw di sekitar area kawah yang mengindikasikan masih adanya tumpukan material panas pada kawah gunung berapi Semeru.

Keempat, mengingat kegiatan Gunung Berapi Semeru masih tinggi dan serta masih berpotensi terjadinya awan panas guguran serta aliran lava maka Badan Geologi menyatakan Tingkat Aktivitas Gunung Berapi Semeru yang semula berada pada Level III (Siaga) diubah menjadi level IV Awas pada hari Minggu 12.00 WIB.

Baca Juga: Indonesia's Semeru Volcano Erupts, People Warned to Stay Away

Dengan status ini PVMBG mengimbau kepada masyarakat sekitar Gunung Berapi Semeru, pengunjung dan wisatawan mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

PVMBG meminta masyarakat sekitar Gunung Berapi Semeru tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Selain itu PVMBG mengimbau agar masyarakat sekitar Gunung Berapi Semeru tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

PVMBG memberikan peringatan agar warga sekitar Gunung Berapi Semeru mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.